Format kompresi MP3 membuat file yang tidak terdengar persis seperti rekaman aslinya — ini adalah format lossy . Untuk mengurangi ukuran file secara signifikan, encoder MP3 harus kehilangan informasi audio. Format kompresi lossless tidak mengorbankan informasi audio apa pun. Tapi itu juga berarti bahwa file kompresi lossless lebih besar dari rekan-rekan lossy mereka.
Anda dapat memilih berapa banyak informasi yang akan disimpan atau hilang dari file MP3 selama proses encoding dan kompresi. Dimungkinkan untuk membuat dua file MP3 yang berbeda dengan kualitas suara dan ukuran file yang berbeda dari sumber data yang sama. Kuncinya adalah kecepatan bit — jumlah bit per detik yang dikodekan dalam file MP3, untuk mendapatkan musik dan lagu dengan file mp3 Anda dapat mengunduhnya di Tubidy.
Sebagian besar perangkat lunak penyandian MP3 memungkinkan pengguna untuk memilih kecepatan bit saat mengonversi file ke format MP3. Semakin rendah bit rate, semakin banyak informasi yang akan dibuang encoder saat mengompresi file. Kecepatan bit berkisar dari 96 hingga 320 kilobit per detik (Kbps). Menggunakan kecepatan bit 128 Kbps biasanya menghasilkan kualitas suara yang setara dengan apa yang Anda dengar di radio . Banyak situs musik dan blog mendesak orang untuk menggunakan bit rate 160 Kbps atau lebih tinggi jika mereka ingin file MP3 memiliki kualitas suara yang sama dengan CD.
Beberapa audiophiles — orang yang mencari cara terbaik untuk menikmati musik — memandang rendah format MP3. Mereka berpendapat bahwa bahkan pada pengaturan bit rate tertinggi, file MP3 lebih rendah daripada CD dan piringan hitam. Tetapi orang lain berpendapat bahwa telinga manusia tidak mungkin mendeteksi perbedaan antara file CD yang tidak dikompresi dan MP3 yang dikodekan dengan bit rate 320 Kbps.
Tidak dapat disangkal bahwa, selain masalah kualitas, format MP3 mengubah musik. Dengan layanan musik seperti Amazon dan eMusic, pelanggan dapat membeli musik berdasarkan lagu. Di satu sisi, industri musik kembali ke akarnya — single musik menjadi populer setelah hampir mati selama era CD.
Selain itu, beberapa musisi dan insinyur audio mengatakan bahwa format MP3 mengubah cara studio musik mencampur rekaman. Mereka mengatakan bahwa format MP3 “meratakan” dinamika — perbedaan nada dan volume — dalam sebuah lagu. Akibatnya, banyak musik baru yang keluar dari industri ini memiliki suara yang serupa, dan tidak banyak fokus untuk menciptakan pengalaman mendengarkan yang dinamis. Mengapa bekerja keras untuk menciptakan suara yang kompleks jika tidak ada yang bisa mendeteksinya [sumber: Levine]?
Dari uraian ini, Anda dapat melihat bahwa MP3 bukanlah sesuatu yang ajaib. Ini hanyalah format file yang memampatkan lagu ke ukuran yang lebih kecil sehingga lebih mudah untuk dipindahkan dan disimpan di komputer rumah Anda — atau pemutar musik portabel Anda.